Malem ini adalah malem yang sangat dingin di seoul. Kim Hyun Joong sedang pusing mikirin gosip yang beredar kalau Kim Hyun Joong menjalin hubungan dengan Jung So Min, lawan mainnya di Playful Kiss. Mereka berdua saat ini sedang berada di kantor MBC untuk klarifikasi hubungan mereka. Sebenernya para penggemar Kim Hyun Joong suka dengan pasangan Kim Hyun Joong-Jung So Min karena mereka suka dengan pasangan Baek Seung Jo-Oh Ha Ni di playful kiss. Tetapi pihak Kim Hyun Joong ingin menyelesaikan gosip itu, diabelum mau digosipkan menjalin hubungan dengan siapa pun sebelum umurnya 35 tahun, dan dia baru akan menikah di umur 40 tahun.
Dalam pribadi seorang Kim Hyun Joong, Jung So Min itu bukan wanita yang jelek, bahkan dia merasa So Min wanita yang menyenangkan, cantik, ramah, imut dan enak diajak ngobrol, selalu nyambung kalau diajak cerita. Begitu juga dengan Jung So Min, Kim Hyun Joong adalah pria yang sangat tampan, dan untuk ukuran pria dewasa, Kim Hyun Joong adalah pria yang mempunyai badan proposional, dan juga So Min merasa mereka sangat dekat setelah playful kiss selesai.
Kim Hyun Joong-Jung So Min memang bisa dibilang pasangan serasi, apalagi kalau kita sudah nonton adegan-adegan mereka di dalam drama playful kiss, kita akan merasakan chemistry yang timbul diantara mereka berdua. Dan untuk para pecinta Kim Hyun Joong, kalian pasti merasakan sedikit cemburu, tapi kalian bener-bener tidak bisa memungkiri kalau mereka sangat serasi.
Sudah tiba saatnya mereka membuka konfrensi pers di dalam sebuah hotel terkenal di seoul, J.W. Mariott, di ballroom tempat mereka mengadakan konferensi pers sudah dihadiri banyak wartawan dari berbagai majalah, Televisi dan juga Radio. Bahkan ada juga wartawan dari kota dan negara lain.
Ternyata konferesi pers itu dihadiri oleh wartawan majalah yang berasal dari Jakarta, Indonesia. Mereka sengaja datang untuk mengundang Kim Hyun Joong & Jung So Min ke Jakarta untuk mempromosikan drama mereka, Playful Kiss.
Sesampainya Kim Hyun Joong & Jung So Min di Jakarta, mereka menginap di hotel berbintang 5, Mandarin Hotel. Kebetulan Mandarin Hotel sedang penuh dan hanya tersedia 2 kamar. Mereka membawa 3 orang kru dan semuanya pria. Akhirnya Kim Hyun Joong menawarkan So Min sekamar dengan dirinya. Untungnya mereka kalau tidur tenang, jadi tidak akan menganggu satu sama lain. Mereka akan berada di Jakarta selama 5 hari, mereka menyempatkan diri untuk sekalian liburan.
Hari pertama dan kedua mereka isi dengan Fan meeting, Fan sign dan acara pemoretan. Hari ketiga diisi dengan konser kecil Kim Hyun Joong, karena slama 5 Tahun berdirinya ss501, mereka belum pernah mendatangi Indonesia sama sekali.
Saat selesai mengadakan Fan sign (hari kedua), Kim Hyun Joong & So Min menyempatkan diri untuk jalan-jalan di Grand Indonesia dan menonton bioskop di EX karena acara Fan Sign mereka juga diadakan di Ballroom Grand Indonesia. Sepulangnya Kim Hyun Joong & So Min dari bioskop, mereka langung makan malam di Chili’s sarina. Untungnya mereka pintar menyamarkan diri dengan berdandan ala orang tua.
Sesampainya mereka berdua di dalma kamar hotel, So Min pamitan mandi dulu karena dia merasakan badannya yang lengket, dan ternyata dia baru sadar kalau baju dalam dan baju bersihnya belum dia ambil dari lemari. Hasilnya, dia mencoba memanggil HJL yang sedang berada di luar untuk mengambilkan bajunya, tetapi sayangnya Hyun Joong tidak mendengar So Min karena dia sedang mendengarkan musik sambil menghafal dance yang akan dia bawakan saat konser kecil besok.
Akhirnya So Min harus keluar dengan hanya berbalut handuk. Saat So Min sedang berjalan ke lemari pakaian, tidak sengaja Hyun Joong balik badan dan menabrak So Min, hasilnya mereka berdua jatuh ke atas sofa dan Hyun Joong jatuh diatas tubuh So Min dengan handuk yang membalut tubuh So Min terlepas. Sedangkan Hyun Joong hanya memakai celana boxernya dan kaos singlet karena dia pikir dia akan mandi setelah So Min.
Pandangan Hyun Joong tertuju jauh kedalam mata So Min yang bening. Lalu Hyun Joong mengalihkan pandangannya ke bibir So Min dengan nafas yang mulai naik-turun, sedangkan So Min sudah tidak dapat berbuat apa-apa selain membalas tatapan mata Hyun Joong, karena dia merasakan hal yang sama terhadap Hyun Joong.
“So Min, gwenchana?” tanya Hyun Joong.
“Gwenchana oppa.” Jawab So Min dengan susah payah karena dia merasakan gairahnya mulai sedikit demi sedikit membara dikarenakan mendengar suara Hyun Joong yang tiba-tiba berat karena hasratnya.
“Kamu mau ngapain So min? Kenapa kamu kluar kamar mandi hanya dengan berbalut handuk?” tanya Hyun Joong lagi.
“A...a...aku...m...m...mau...a...a...ambil... b...b...baju...o...o...oppa” jawab So Min dengan terbata-bata.
“Kenapa tidak memanggil oppa?” tanya Hyun Joong.
“Sudah oppa, tetapi oppa tidak mendengar ku, oppa sedang latihan nari dengan memakai headset.” Jawab So Min dengan menguatkan diri.
“Omo... Mianhae So Min-ah. Oppa latihan baut konser besok, oppa nervous karena baru pertama kali oppa tampil di wilayah Indonesia yang bahasanya pun oppa gak menerti sama sekali” terang Hyun Joong.
“Gwenchana oppa. Aku mengerti. Oppa, oppa bisa berdiri sekarang” kata So Min, meminta Hyun Joong berdiri dari atasnya.
“Omo... Jeongmal mianhae. Tapi So Min, oppa boleh bilang sesuatu gak?” kata Hyun Joong.
“Apa itu oppa?” jawab So Min.
“Sebenernya sudah lama oppa ingin mengungkapkan ini, tapi oppa takut So Min marah. Oppa sebenernya sayang sama So Min. Oppa sangat senang dengan adanya berita kita berdua menjalin hubungan, oppa jadi makin sering bertemu dengan kamu” kata Hyun Joong.
“Oppa, kalau aku boleh jujur, sebenernya aku sudah merasakan mempunyai rasa sayang ke oppa semenjak kita menjalani awal syuting, aku merasakan oppa sangan baikl dan pengertian. Aku juga senang sekali ada berita itu oppa. Malahan aku sering berharap kalau berita itu menjadi kenyataan” kata So Min.
Terjadi keheningan sekitar semenit lalu tanpa berkata apa-apa Hyun Joong tiba-tiba mencium bibir So Min dengan sangat lembut tapi ciumannya menuntut yang lebih.
Dengan nafas tersengal, So Min bertanya, “Oppa, apa yang kaulakukan? “
“Makan Malam yang tertunda” gumam Hyun Joong sambil mulai menciumi bahu So Min yang lembut dan terlanjang. Tangannya mengusap-ngusap punggung So Min dan meluncur ke pinggulnya ”ehm, wanginya kamu chagi”.
Suara So Min tidak lebih keras dari hembusan nafasnya. So Min mengerang dan membenamkan wajah ke leher HJL waktu merasakan tekstur basah lidah Hyun Joong yang selembut sutra di bahunya.
Akhirnya HJL menggendong So min ke tempat tidur dengan perlahan-lahan dan membaringkan So Min dengan posisi tengkurap supaya Hyun Joong bisa merasakan lembutnya kulit punggung So Min. Kaki berat berbulu menindih bagian belakang paha So Min supaya dia tidak bergerak sementara HJL tetap membelai-belai punggungnya dengan mulut dan tangannya. Hyun Joong bergerak turun ke pinggangnya, lantas naik lagi. Kali ini Hyun Joong menjilati bagian samping tubuh So Min, di sepanjang tulang rusuk.
Ketika sampai di ketiak, dengan lembut Hyun Joong membalik badan So Min sehingga terlentang dan menatap mata cokelat So Min yang sangat sayu terbakar gairah itu sambil mengusap-usap rambutnya yang sudah berantakan di wajahnya.
Lalu dipandanginya kulit So Min, dia memejamkan mata karena tidak sanggup membalas tatapan tajam Hyun Joong. Ia mengangkat lengan So Min ke atas kepala, dan ia mulai menciumi dan mengulum bagian dalam lengan atasnya sehingga So Min ingin berteriak karena nikmat. Mulai Hyun Joong menyusuri tulang selangka dan lehernya sampai dia berhenti di atas bibir So Min yang membuka dan menuggu.
Kesabaran Hyun Joong dalam membangkitkan gairah So Min memperoleh imbalan yang setimpal ketika So Min membalas ciumannya dengan panas, membuat mereka berdua hanyut. Lidah, gigi, dan bibir mereka bergerak begitu serasi sehingga keduanya merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Gairah yang ternyata sudah lama dirasakan Hyun Joong terhadap So Min beloum tersalurkan, dan malam ini Hyun Joong menjadi ganas melahap So Min. Mulut dan tangannya memohon agar kerinduan yang mencengkramnya sejak lama terpuaskan.
“Chagi, Kau luar biasa. Manis... Hangat... Lembut,” bisik Hyun Joong sambil bergerak turun sambil bergerak turun dan memusatkan perhatiannya pada payudara So Min, yang sedang menunggu kenikmatan yang hanya dapat diberikan oleh bibir pria itu. Hyun Joong memberikan yang ditunggu-tunggu So Min dan ia pun mendesahkan nama Hyun Joong sambil mencengkram bahunya.
So Min menyingkirkan pikiran-pikiran yang bisa melenyapkan saat-saat penuh kebahagiaan ini, tapi pikiran-pikiran itu tiba-tiba muncul di benaknya tanpa bisa dicegah. Bahkan ketika merasakan junior Hyun Joong yang masih berbalut boxer menekan vaginanya, dia teringat bahwa selama ini Hyun Joong hanya menganggapnya lawan main saja. So Min ragu bahwa Hyun Joong akan bisa mencintainya. Setelah nafsunya tersalurkan lalu apa? Apakah Hyun Joong akan memperlakukannya seperti tidak terjadi apa-apa antara mereka dan meninggalkannya dalam keadaan patah hati setelah kepulangan mereka ke Korea nanti? Tidak! Dia tidak boleh membiarkan ini terjadi. So Min tidak akan sanggup jika Hyun Joong meninggalkannya begitu saja.
Tapi So Min mendambakan Hyun Joong. Pikirannya membantah apa yang dirindukan tubuhnya. Dia melengkungkan ubuhnya ke arah tubuh Hyun Joong yang perkasa dan menggeliat ketika mulut pria itu membelai perutnya.
Jari-jari Hyun Joong mengusap kulit perutnya dan terus ke bawah. Nafas So Min tersentak. Tindakan Hyun Joong menyentakkannya kembali ke alam nyata. Apakah Hyun Joong sadar akan apa yang diperbuat saat ini? So Min memegang bahu Hyun Joong, lalu mendorongnya dengan kekuatan yang timbul dari perasaan panik dan kaget. “Tidak, oppa. Kumohon. Jangan.” Hyun Joong mengangkat kepala dan melihat wajah So Min yang memelasdan basah dengan air mata yang meluncur keluar tanpa disadari oleh So Min. Air matanya mengalir dari sudut matanya dang menghilang di antara helai-helai rambut cokelat kemerahan kusut yang terhampar di bantal.
“So Min?” Hyun Joong bertanya dengan lembut. Ia menumpukan tubuh di siku dan membungkuk ke arahnya, menghentikan sebutir air mata So Min yang hendak jatuh dengan jarinya. Air mata yang satu lagi diciumnya dengan mesra.
“Oppa tidak akan memaksamu, So min” katanya ,lembut. “Oppa tau mungkin kamu belum bisa menerima perlakuan oppa saat ini karena kamu belum yakin dengan perasaan yang oppa rasakan dan yang kamu sendiri rasakan. Oppa benar-benar mencintai So Min,” dibelainya pelipis So min dan berbisik, “percayalah apa yang oppa katakan malam ini.” Diciumnya bibir So Min dengan lembut.
So Min dapat merasakan nafas Hyun Joong di hidungnya, di mulutnya, waktu Hyun Joong berkata, “kumohon, izinkan oppa menikmati tubuhmu sekali lagi.” Dia menyentuh payudara So Min dan menciumnya. Tindakannya sama sekali tanpa nafsu, tetapi penuh dengan kerinduan. So Min bisa merasakannya di setiap sel tubuhnya.
Malam ini memang mereka belum melakukan yang terlalu jauh. Lalu Hyun Joong dan Jung So Min tertidur dalam keadaan saling berpelukan.
Esok paginya, Hyun Joong bersiap-siap akan menuju ke tempat konser dan sebelumnya tidak lupa Hyun Joong mengajak Jung So Min untuk sarapan di cafe Hotel. Setelah mereka sarapan, mereka bersama-sama menuju ke area konser.
Konser sangat meriah karena dihadiri oleh kurang lebih 300 Triple S dan Kim Hyun Joong lovers. DI belakang panggung, Jung So Min menunggu Hyun Joong dengan setia dan tanpa beban, tetapi pikirannya tidak lepas dari kejadian semalam bersama Hyun Joong. Ditengah-tengah lamunannya, Hyun Joong memanggil Jung So Min dari arah panggung. Jung So Min yang tidak tahu akan dipanggil ke atas panggung kaget dan panik. Setelah 2 menit Jung So Min tidak juga naik ke atas panggung, akhirnya Hyun Joong menjemput Jung So Min.
Di atas panggung ternyata Hyun Joong ingin mengumumkan bahwa dia telah menemukan wanita yang diidam-idamkannya selama ini. Dan dengan tidak perlu bersusah payah memperkenalkan sang wanita, Hyun Joong langsung mencium kening Jung So Min di atas panggung dan dibalas dengan senyuman oleh Jung So Min.
Berita yang diumumkan sendiri oleh Hyun Joong membuat para triple S dan Kim Hyun Joong lovers kaget. Mereka mengira bahwa selama ini hubungan Hyun Joong dan Jung So Min hanya sebatas lawan main di drama Playful Kiss. Tetapi akhirnya mereka memberi sambutan yang sangat meriah untuk pasangan tersebut.
Konser kecil itu terbilang sukses dan tidak adanya hal-hal yang diluar batas. Sebelum pulang ke hotel, Hyun Joong dan Jung So Min menyempatkan diri untuk makan malam berdua di Angus Steak House yang berada di gedung BRI, yang terletak tidak jauh dengan tempat konser mereka yang diadakan di gedung Indocement, sudirman.
Pada saat makan malam itulah Hyun Joong memberanikan diri untuk menyatakan apa yang selama ini dia rasakan kepada Jung So Min, dia juga berharap bahwa Jung So Min mempunyai perasaan yang sama seperti dirinya dan mau menjadi kekasihnya walaupun di konser tadi sore Jung So Min tidak membantah.
“So Min, Oppa benar-benar jatuh cinta sama kamu. Oppa benar-benar senang adanya gosip yang memberitakan bahwa kita menjalin hubungan diluar Playfull Kiss. Oppa ingin sekali apa yang terjadi di Playful Kiss menjadi nyata. Oppa ingin menikah dengan mu.” Kata Hyun Joong.
“Oppa, So Min juga senang dengan gosip itu, tapi apakah oppa tidak menyesal nantinya tidak dapat bebas lagi seperti sebelumnya setelah menikah?” jawab So Min.
“Tentu saja tidak, ini keputusan oppa. Oppa harap kamu bisa menerima oppa.” Mohon Hyun Joong.
“Iya Oppa. So Min mau... So Min cinta sama oppa.” Jawab So Min dengan malu-malu.
Setelah Hyun Joong dan Jung So Min sampai di kamar hotel, saat baru menutup pintu kamar hotel, Hyun Joong menahan Jung So Min untuk masuk lebih jauh ke dalam kamar. Lalu Hyun Joong memeluk So Min erat seakan dia tidak mau melepaskan So Min.
“Tunggu sebentar,” kata Hyun Joong, suaranya parau dan dalam. Ia mencondongkan tubuh lebih dekat, ia menjentikkan jarinya dekat sudur bibir So Min lalu mengulumnya.
Tiba-tiba hawa panas yang tidak ada hubungannya dengan api menjalari tubuh So Min, membangkitkan hasrat dalam dirinya dan membangunkan rasa damba yang terlelap selama ini.
“So Min, tatap oppa.”
Saat So Min melakukannya, segalanya seolah terjadi dalam gerak lambat ketika Hyun Joong menangkup wajahnya dan mulai menunduk. So Min bisa melihat kilatan di mata cokelat Hyun Joong, bayangan gelap disepanjang rahangnya, dan bibir Hyunj Joong yang sedikit terbuka. Dan saat bibir Hyun Joong menyentuhnya, So Min gemetar dan memejamkan mata.
Hyun Joong menciumnya. Hati-hati. Lembut. Perlahan. Hyun Joong mencium seolah mereka punya waktu selamanya. Seolah tidak ada dunia luar atau masalah lain. Yang ada hanya mereka berdua.
“Kau terasa seperti cokelat, So Min. Sangat manis,” bisik Hyun Joong, lidahnya menjelajahi garis bibir So Min. “Sangat manis.” Lanjutnya, membangkitkan gairah So Min dengan bibirnya. Bercinta dengan wanita itu dalam ciuman demi ciuman. Kepala So Min dipenuhi oleh aroma, rasa, dan sentuhan Hyun Joong.
Hyun Joong mendongak sedikit, memiringkan kepala, dan menciumnya lagi. Dan setiap ciuman, semua argumen So Min yang meragukan Hyun Joong mulai memudar. Seperti dalam mimpi, ia jatuh ke dalam mantra ciuman Hyun Joong, tidak mampu lagi mengendalikan diri.
Kau harus berhenti. Batin So Min.
Ia mendengar bisikan peringatan itu dalam benaknya dan mengabaikannya. Ia tidak ingin berhenti. Ia ingin Hyun Joong terus menciumnya. Hyun Joong belum pernah menciumnya seperti ini selain dalam drama. Ciuman dengan kesabaran yang luar biasa. Dulu, mereka hanya bisa melakukan ini dalam syuting. Tapi sekarang tidak, sekarang yang ada hanya mereka berdua dan ciuman lembut dan perlahan, terus dan terus, hingga hasrat dalam dirinya berubah menjadi gairah.
So Min menjauhkan bibirnya, menarik nafas, dan menatap Hyun Joong. “Sentuh aku,” pintanya. “Aku ingin merasakan sentuhanmu.”
Mata Hyun Joong berkilat-kilat semakin kelam. Sesaat So Min merasakan getar kekuasaan feminim. Namun detik berikutnya, tangan Hyun Joong menangkup payudaranya. Dan So Min tidak lagi bisa berpikir. Ia bahkan nyaris tidak bisa bernafas saat Hyun Joong meremas dan mengusap kulitnya yang sensitif. Saat pria itu menunduk dan menangkupkan bibir di pakaiannya, So Min terkesiap. Kelembapan hangat bibir yang menyesap tubuhnya dari balik kain terasa begitu erotis dan semakin membuat gairah yang saat ini sudah menggelegak dalam tubuhnya makin menggelora.
“Aku ingin melihatmu,” bisik Hyun Joong, suaranya parau, sorot matanya dimuati hasrat yang membuat jantung So Min berdetak kencang.
Takut suaranya tidak keluar, So Min mengangguk. Seperti dalam mimpi. Ia mengawasi Hyun Joong mendorong pakaiannya keatas hingga lepas dari kelopak mata yag setengah terpejam. Rambut cokelat pria itu berkilau terkena cahaya lampu dan So Min menyusupkan jari di rambut itu. Saau kait depan bra-nya dilepas, jari-jari Hyun Joong bergesekan dengan perut So Min. Sambil menarik nafas, So Min menunggu. Lalu setelah menunggu tanpa akhir, lidah Hyun Joong mengelus puncak payudaranya. So Min terkesiap. Memejamkan mata, ia melengkungkan punggung.
Hyun Joong mencumbu dengan bibirnya. Tanpa tergesa-gesa, mula-mula Hyun Joong menyesap, mencium, dan membelai payudarayang kiri, lalu berpindah ke kanan. Tiap sentuhan bibir dan sapuan lidah Hyun Joong membuat So Min kian bergairah. Dah akhirnya saat Hyun Joong menggelitiki puncak payudaranya dengan lembut, So Min menggigiti bibir bawah agar tidak menjerit.
Seolah memberi hasrat So Min, Hyun Joong menurunkan tangan menyusuri pinggul, ke samping rok So Min, dan menyelinap ke baliknya. Suara Hyun Joong bergetar saat bertanya, “So Min, apa kami ingin oppa berhenti? Oppa tidak mau berhenti, tapi kalau itu yang kauinnginkan, akan kulakukan.”
“Tidak oppa,” So Min berhasil mengeluarkan suara dari tenggorokan yang kering oleh hasrat. “Aku tidak ingin oppa berhenti.”
Hyun Joong mengeluarkan erangan berat dari tenggorokan lalu menciumnya lagi. Tangannya menem8ukan jalan ketubuh So Min. Ia mulai membelai So Min. Ia bergerak perlahan sambil terus mencium bibir So Min. Ciumannya tetap lembut seperti semula, membuat So Min kehilangan kendali.
So Min membuka bibirnya, mencengkram bahu Hyun Joong, merasakan dirinya mendekati puncak. “Oppa,” pekiknya saat Hyun Joong kembali membelai tubuhnya yang paling peka, Hyun joong mulai membelai daerah bibir vagina So Min, lalu jemari Hyun Joong menari kedalam area vagina So Min sampai ke daerah G-spot. Perlakuan Hyun Joong ke area vaginanya membuat So Min meledak-ledak merasakan orgasmenya yang pertama. Tubuh So Min tersentak, sekali lagi terpekik, lalu mendadak ia hanya melihat ribuan titik cahaya yang menyilaukan.
Hyun Joong mendekapnya erat, menikmati pekikan So Min. Sekali lagi So Min mencapai orgasmenya yang kedua dikarenakan tangan Hyun Joong yang masih bergelirya di dalam vagina So Min. Respon So Min meningkatkan gairahnya sendiri. Saat So Min terkulai dalam pelukannya beberapa detik kemudian, Hyun Joong membaringkannya di bantalan kursi. Ia menciun So Min lembut. Dan setelah merapikan rok So Min, Hyun Joong merengkuh So Min, memuaskan diri hanya dengan memeluknya. Meskipun hasrat membuatnya nyeri, Hyun Joong puas menyadari dirinya telah memberi So Min kenikmatan.
So Min beringsut di sebelahnya, pinggul So Min menyenggol tubuhnya, dan Hyun Joong menahan erangan. Ini akan jadi malam yang panjang, batinnya, menghela nafas dalam-dalam.
“Oppa?”
“Ya?” Hyun Joong berhasil menyahut, masih berusaha mengendalikan gairahnya.
“Apa kau tidak... Ap kita tidak...”
So Min beringsut lagi, dan kali ini Hyun Joong mengerang.
So Min bertelekan pada siku, menatap Hyun Joong. “Mengapa kau berhenti? Mengapa kau tidak bercinta denganku?”
Hyun Joong mengulurkan tangan, menyentuh pipi So Min. “ Aku tadi bercinta denganmu.”
“Tidak. Kau mencumbuku, bukan bercinta dengan k. Hal itu berbeda. Aku... aku merasakan kepuasan, tapi kau tidak sama sekali, oppa.”
“Aku sudah puas dalam banyak hal, So Min,” Hyun Joong berkeras dan bersungguh-sungguh dalam kata-katanya. “Melihatmu, mengetahui aku bisa memperi, semua itu luar biasa memuaskan oppa, So Min.”
“Aku tidak tahu bagaimana kau bisa mengatakan itu jika kau tidak... jika kau tidak mengalami apa yang kualami, oppa.”
“Aku merasakannya melalui dirimu. Memberikan kenikmatan kepadamu, itulah yang kuinginkan, So Min.”
“Dan bagimu itu sudah cukup, Oppa?”
“Ya.” Jawab Hyun Joong meskipun sekujur tubuhnya bersumpah kata-kata itu bohong. Ia memang menginginkan So Min, tapi cintanya kepada So Min melebihi hasratnya. Ia tidak mau dianggap hanya ingin merenggut mahkota So Min. Satu hal yang ia yakini, ia akan kembali ke Korea beserta janji So Min untuk menjadi istrinya.
“Aku mengerti,” ujar So Min berubah murung. “ “Kurasa seharusnya aku sudah menyadari bahwa kau... bahwa aku...” Iamenghembuskan nafas panjang dan menyinggungkan senyum menyesali diri sendiri. “Maksudku, seharusnya aku tidak berharap kau akan bergairah terhadap aku, Oppa.”
“Jangan.” Sergah Hyun Joong. Ia marah pada So Min karena mengira ia menolak So Min, dan marah kepada diri sendiri karena tidak menyadari kemungkinan itu. “Kau cantik dan aku sangat menginginkan dirimu saat ini sampai-sampai aku sulit bernafas.” Dan untuk membuktikan kata-katanya, ia meraih tangan So Min dan membawanya ke tubuhnya sendiri.
Hyun Joong menengadah, menatapnya dengan alis bertaut. “Kalau begitu, kenapa Oppa...? Kenapa Oppa tidak.... ”
“Karena aku tidak ingin menyakitimu.”
“Oh, Oppa,” sahut So Min buu-buru dan memeluk Hyun Joong.
Hyun Joong melingkarkan lengan di tubuh So Min, emmeluknya. “masih ada banyak waktu, So Min. Oppa bisa menunggu sampai kamu benar-benar siap>”
So Min menjauh. “Tapi Oppa tidak perlu menunggu. Maksudku, yidak apa-apa jika kita bercinta. Itu tidak akan menyakitiku.” Saat Hyun Joong ragum So Min menciumnya dan berbisik di bibir Hyun Joong, “bercintalah denganku, Oppa.”
Hyun Joong menimang-nimang.
So Min menjilat bibir Hyun Joong, menggigiti bibir bawah Hyun Joong, dan mengulangi kata-katanya,”bercintalah denganku, Oppa.”
Tubuh Hyun Joong, yang sudah tegang dan sakit akibat terlalu lama menahan hasrat, luruh dengan rayuan itu. “Aku harus menjadi orang yang tidak mencintaimu bila harus menolak mu, Oppa. Kita sama-sama tahu bahwa aku juga mencintaimu, Oppa.” Katanya.
Hyun Joong nyaris melumat bibir So Min, tapi ia berhasil mengendalikan diri tepat waktu dan memaksa diri bertindak perlahan dan hati-hati. Meskipun sulit, ia perlahan-lahan menanggalkan pakaian So Min. Payudaranya mungil tetapi berisi, puncaknya yang berwarna merah muda, menguncup dan memohon untuk dicicipi dan dicium. Maka ia pun menurut.
Hyun Joong menyusurkan tangannya ke pinggang dan pinggul So Min. Ia mencium perut So Min. Hyun Joong menggeser tubuh ke tengah, menciumi So Min. Ia mencicipi tubuh So Min, emnjelajahinya. Dengan lidah dan giginya, ia membawa So Min dari satu puncak ke puncak lainnya. Selama itu pula gairahnya kian meningkat. Darah yang mengalir dalam nadinya terasa panas dan kental oleh hasrat. Saat tidak bisa menahan diri lebih lama lagi, ia melucuti pakaiannya sendiri lalu merapatkan diri ke tubuh So Min.
Ia menahan berat tubuhnya agar tidak membebani So Min. “Aku akan akan berusaha selembut mungkin,” janji Hyun Joong, menyadari betapa kecil tubuh So Min.
“Aku tidak terbuat dari kaca, Oppa. Aku tidak akan pecah.”
“Aku tahu,” sahut Hyun Joong. “Tapi kita akan melakukannya dengan pelan dan hati-hati.”
“Pelan dan hari-hati,” ulang So Min sambil melingkarkan lengan di tubuh Hyun Joong.
Nafas Hyun Joong tersentak. Pandangannya kabur, dan sebelum menyadari apa yang terjadi, ternyata So Min mendorongnya terbentang di atas bantal. So Min memosisikan diri di atas tubuhnya.
“So Min, kau tidak...” Hyun Joong mengumpat sekaligus waswas melihat sorot mata So Min. “Hati-hati,” desisnya saat So Min mulai pelan-pelan memasukkan junior Hyun Joong ke vagina miliknya.
“Aku tahu, pelan-pelan dan hati-hati,’ So Min mengulang kata-kata Hyun Joong lalu mulai bergerak lagi.
So Min memegang janjinya. Ia melakukannya dengan sangat pelan dan hati-hati. Bergerak ke depan dan ke belakang, ke depan dan ke belakan, kian lama kian dalam. Menciptakan kenikmatan untuk dirinya sendiri maupun Hyun Joong dalam setiap sentuhan dan buaian pinggulnya. Tangan Hyun Joong menangkup payudara So Min, meraba dan meremas pinggulnya. Perasaanku terhadap So Min jauh melampaui nafsu, ataupun gairah belaka, aku Hyun Joong. Ia mencintai So Min dengan genap diri dan jiwanya. Hyun Joong bersumpah, apa pun atau siapapun tidak akan bisa memisahkan mereka.
Hyun Joong mengangkat tubuh dan mengecup payudara So Min. Gerajan itu membuat juniornya tenggelam kian dalam di vagina So Min hingga nyaris membuatnya gila. Selama itu, So Min terus membuai pelan dengan pinggulnya, mendorongnya kian dekat ke puncak. So Min mencondongkan tubuh ke depan, membaringkan diri di atas Hyun Joong, dan menyusupkan jari-jarinya ke rambut Hyun Joong. Lalu So Min menciumnya lagi, melumat bibirnya, dan saat So Min menyentakkan bibirnya, kilau dimatanya membuat Hyun Joong sulit bernafas.
“Tadi Oppa bilang pelan dan hati-hati, ya kan Oppa?”
“Ya,” sahut Hyun Joong nyaris tersengal. Tak bisa menahan diri, ia menyusuri tubuh So Min dengan tangannya, menikmati rintihan yang keluar dari bibir So Min. Tak pelak lagi, So Min adalah wanita jelmaan dewi yang sangat lembut, dengan mata besar dan gelap. Belum pernah aku melihat wanita secantik ini, batin Hyun Joong.
So Min terus bergerak, secara bertahap meningkatkan tempo. Lalu tubuhnya menegang. Ia memejamkan mata, menyentakkan kepala ke belakang, dana melengkungkan punggung. “Oppa,” pekiknya sambil terengah.
Hyun Joong mencengkram pinggul So Min, berprgang erat sambil mengangkat pinggulnya sendiri, bergerak cepat. Semakin cepat, dan semakin cepat. Lalu So Min pun mencapai puncaknya. Sekujur tubuhnya gemetar. Hyun Joong berusaha menahan diri dan memperpanjang kenikmatan mereka.
“Oppa,” seru So Min, meraih Hyun Joong saat mencapai puncak sekali lagi.
Tak sanggup menahan lebih lama lagi, Hyun joong mengikuti So Min melampaui batas, menerjang badai. Lalu semuanya gelap gulita. Hyun joong merasakan sangat lega karena bercinta dengan wanita yang dicintainya.
Esoknya dan hari-hari seterusnya dilalui mereka dengan penuh cinta sampai sekembalinya mereka ke Korea pun mereka memperlihatkan kemesraan mereka. Sampai akhirnya mereka menikah dan berbahagia selamanya.